Minggu, 13 Februari 2011

PSSI Telah Menyimpang Dari Tujuan Awal

PSSI saat ini dinilai semata-mata menjadi alat kepentingan politik. Hal itu sangat bertentangan dengan semangat lahirnya otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia yakni sebagai alat pemersatu bangsa.
Hal itu disampaikan oleh Sejarawan Universitas Indonesia, JJ Rizal, dalam diskusi yang bertajuk "Sepakbola dan Peradaban: Melawan Status Quo di PSSI" di Kantor Kontras, Minggu (13/2/2011). Dalam diskusi ini hadir pula Andi Bachtiar Yusuf (Penulis atau Pengamat Sepak bola) dan Romo Benny Susetyo (Budayawan).
"PSSI telah murtad dari tujuan awalnya dibentuk organisasi itu. Dulu Presiden Soekarno melihat sepak bola merupakan alat ampuh untuk mempersatukan bangsa. Ia juga berusaha mempersatukan partai politik lewat sepak bola. Namun saat ini, sepak bola digunakan untuk kepentingan partai politik," kata Rizal.
Dikatakan Rizal, dengan berubahnya fungsi PSSI tersebut maka tidak heran terjadi kehancuran dalam sepak bola nasional. "Sepak bola telah dikavling untuk kepentingan Pemilihan Presiden 2014. Hal itu membuat sepak bola telah hilang keadabannya. Sepak bola sudah dipolitisasi jadi keinginan kapital sehingga fungsi sepak bola sebagai pemersatu bangsa juga hilang," tegas Rizal.
Oleh karena itu, Rizal berharap, adanya sosok yang independen dalam kongres pemilihan Ketua Umum PSSI di Pulau Bintan pada 19 Maret mendatang. "Calon independen setidaknya bisa menyelamatkan sepak bola kita. Namun, saya tidak melihat ada harapan dengan empat bakal calon Ketua Umum yang ada saat ini. Semua memiliki kepentingan," jelas Rizal.
Keempat bakal calon Ketua Umum yang dimaksud Rizal adalah Nurdin Halid, George Toisutta, Nirwan Bakrie, dan Arifin Panigoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar