Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo dipertanyakan hasil pertemuannya dengan Presiden FIFA Sepp Blatter oleh PSSI. Disangsikan pernyataan-pernyataannya, Djoko balik menyindir PSSI.
"Saya ini Dubes, kalau membuat pernyataan publik karena harus punya dasar, bisa tertulis, verbal, dalam rekaman, atau apapun. Tapi semua harus ada cantolannya. Karena selain bicara kepada publik, saya juga harus melapor ke pemerintah," tegas Djoko dalam perbincangan via telepon dengan detiksport, Rabu (9/3/2011) sore.
Setelah bertemu Blatter hari Selasa kemarin di Zurich, Djoko mengatakan bahwa orang nomor satu di badan sepakbola dunia itu menjawab "tidak" ketika ia bertanya, apakah Nurdin Halid masih bisa mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI.
PSSI mereaksi pernyataan Dubes dengan kesan sangsi, karena antara lain tidak ada perwakilan mereka yang berada di sana waktu itu. Oleh karena itu mereka mengesampingkan pernyataan Djoko dan tetap mengacu pada surat FIFA per 3 Maret, usai sidang Komite Eksekutif FIFA.
Djoko juga menceritakan, saat bertemu dengan Blatter, ada oknum FIFA yang mencoba melakukan "intervensi" dan terkesan menghalang-halangi.
"Ketika saya mau angkat soal Kode Etik FIFA dan Nurdin tak bisa jadi ketua, tiba-tiba ada oknum FIFA menginterupsi dalam bahasa Prancis," ungkap Djoko.
"Untung ada kawan saya yang segera menerjemahkan ucapan oknum FIFA tersebut. Setelah tahu ada yang membahas omongan dia, oknum FIFA itu tidak berani melanjutkan interupsinya."
Saat ditanya perasaannya, bahwa PSSI menyangsikan kebenaran pernyataan dirinya, Dubes yang mantan wartawan dan anggota DPR itu itu menjawab:
"Kalau yang ngomong seperti itu adalah orang-orang yang biasa berbohong, ya saya sih biasa-biasa saja. Tidak perlu tersinggung. Tapi kalau yang ngomong itu terkenal komitmennya pada kejujuran pada kebenaran, dan konsisten, saya tentu akan mencatat itu."
Djoko kemudian menceritakan kejujuran PSSI ketika pernah ada kabar bahwa seorang perwakilan mereka berada di depan Blatter pada konferensi pers usai sidang Komite Eksekutif FIFA pekan lalu.
"Saya kirim orang ke sana, dan hanya ada dua orang Asia di sana. Dari semua foto yang ada, tidak ada orang yang mengaku orang PSSI tersebut. Jadi, siapa yang suka bohong?" tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar